Abstract
Manusia sepanjang hidupnya secara terus-menerus melakukan tindakan-tindakan untuk menunjukkan keberadaan dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi diri ketiga perempuan yang terepresentasi dalam Trois Femmes Puissantes karya Marie Ndiaye. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis interpretatif dengan menggunakan pendekatan eksistensialisme sebagai acuan analisis. Data-data berupa kata, frasa, kalimat atau paragraf terkait eksistensi ketiga tokoh perempuan, yaitu Norah, Fanta, dan Khady Demba yang terkumpul melalui pembacaan secara berulang, pencatatan, pengelompokan atau pengklasifikasian kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk disajikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga perempuan yaitu Norah, Fanta, dan Khady Demba merepresentasikan tokoh-tokoh yang mencoba melakukan perlawanan terhadap dominasi kulit putih, dunia patriarki, dan kapital dengan mencoba menjadikan diri mereka ‘ada.’ Ketiganya meng’ada’ dengan menjadi pribadi yang bertindak terhadap hidup mereka. Kecemasan, ketakutan, kepedihan, penderitaan, pengalaman traumatis, emosi dan juga keputusasaan yang seringkali mengungkung perempuan, dijadikan sebagai pengalaman eksistensi untuk meng‘ada’ sebagai perempuan dan pribadi. Kegetiran hidup Norah karena trauma kehilangan sosok ayah, ikatan cinta suami Fanta yang memenjarakan, dan jeratan kebutuhan ekonomi yang melilit Khady Demba tidak membuat tiga perempuan ini putus asa, tetapi justru menjadikan mereka sebagai individu yang konkret dan unik dalam memilih eksistensi mereka sendiri, yaitu sebagai pengacara, ibu rumah tangga, atau pekerja seks, setidaknya mereka memilih untuk bertindak dengan sadar. Ketiganya menyadari keberadaannya sebagai manusia. File dapat didownlod melalui link pada Litera, Vol 19, No 3 > Artanti
0 comments:
Post a Comment