Translate

Powered By Blogger

Wednesday, May 27, 2020

Belajar dari Maryam (2)



Allah SWT demikian menyayangi Maryam dan bayinya. Maryam yang diperintah Allah SWT untuk berpuasa berbicara,  akhirnya berani pulang. Kerumunan masyarakat Bani Israil dan berbagai macam celaan dan cercaan tidak dihiraukannya. Dia menjalani puasa mbisu seperti perintah-Nya, dia hanya menunjuk kepada bayi dalam buaiannya dengan perasaan yang bercampur aduk.   Bayi mungil Isa a.s karena Allah Ar-rabb (Maha Mengatur) yang memampukan siapa yang dikehendaki-Nya untuk berbicara.

“ Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan menjadikanku seorang Nabi, dan Dia menjadikanku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku untuk salat, menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku sebagai orang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam: 30-34).

Mungkin masih ada pertanyaan, "Bagaimana Maryam yang seorang perempuan tidak disentuh seorang laki-laki manapun dapat mempunyai anak? Apakah anak yang dikandungnya adalah anak Tuhan kalau begitu?"  

Tentu bagi kita yang beriman,  hal itu mudah saja bagi Allah SWT, “Kun fa yakun...”  “Maka jadi, jadilah!" Apakah kita kemudian mengatakan Maryam dan Isa adalah Tuhan? Tentu saja tidak.
Bukankah penciptaan Nabi Adam a.s tak kalah hebatnya dengan penciptaan Nabi Isa a.s? Bayangkan tanpa Bapak dan Ibu! Apakah kemudian kita menjadikan nabi Adam a.s sebagai Tuhan?
Tentu saja tidak. Lalu pertanyaannya, mengapa sebagian Bani Israil menuhankan Nabi Isa, a.s ? Apakah karena Nabi Isa, a.s dapat menghidupkan  orang mati, dapat menyembuhkan orang buta, orang sakit?

Almasih artinya ‘pengusap', apapun yang diusapnya akan menjadi baik dan selamat serta mulia karena Allah Ta'ala tentu saja.  Bukankan akan sangat mudah bagi setan untuk menggelincirkan manusia dengan keistimewaannya yang demikian itu dan menganggapnya sebagai Tuhan? Dan memang manusia adalah makhluk yang suka berlebihan dan suka berbantah-bantahan serta suka membolak-balikkan kata-kata.

"Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh Almasih Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya dan jangan kamu mengatakan, "Tuhan itu tiga," berhentilah itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari anggapan mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Cukuplah Allah sebagai pelindung." (An-Nisa:171).

Ajaran Nabi Musa a.s dalam Kitab Taurat pun telah mengalami pergeseran sedemikian rupa demi nafsu manusia. Memang manusia itu makhluk yang demikian mudah terombang-ambing dan tergoda oleh iblis. Bayangkan, baru ditinggal Nabi Musa a.s selama 40 hari untuk berdoa kepada Allah a.s sementara urusan umatnya diserahkan kepada Nabi Harun a.s, dan apa yang terjadi? Ketika kembali, umatnya sudah menjadi menyembah patung sapi dari emas! Bagaimana sepeninggalnya? Allahu a'lam. 

Saya sungguh merasa beruntung menjadi perempuan yang mengenal dan belajar dari Maryam melalui Al-Quran. Bagi saya, Al-Quran adalah  petunjuk yang sangat jelas dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadapnya. Satu surat yang sederhana, tidak terbantahkan dan tidak perlu diperdebatkan adalah QS. Al Ikhlas “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah tempat meminta segala sesuatu, (2). Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (3). Dia tidak ada yang setara dengan Dia (4).”

Film yang tak sengaja saya temukan dalam link di bawah ini, membantu pemahaman bagaimana Maryam dan kondisi masyarakat Bani Israil pada waktu itu...  Meleleh perasaan saya dan tak sanggup untuk tidak menangis.  Alur ceritanya sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran, setting tempat sangat membantu memahami keadaan pada waktu itu.

Kisah Maryam Part 1 Subtitle Bahasa Indonesia 

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran terhadap  kisah Maryam binti Imran dan Nabi Isa a.s dan menambah kecintaan kita  terhadap Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Semoga kita dimampukan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Amiin ya robbal alamiin. (YA)

0 comments:

Post a Comment