Translate

Powered By Blogger

Thursday, December 21, 2017

Sederhana itu Menentramkan

Hidup sederhana itu mudah diucapkan namun tak banyak yang bisa menjalaninya. Aku bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang yang bersahaja penuh semangat dan suka cita menjalani kehidupan ini. Meskipun berat tampak jelas dari legam kulit dan guratan raut wajah mereka, namun mereka terus saja bekerja dan bergerak. Tak mau dikalahkan oleh waktu.  Kecintaan mereka terhadap hidup tergambar jelas di depan mata. Itulah pelajaran pertama yang harus kupetik. Ikhlas menjalani kehidupan ini sebagai apapun peran yang harus dilakoni.

Lihatlah Pak Toni dari Kecamatan Salahutu di Maluku. Dia dengan penuh semangat menarik perahu kecil nan sederhana berwarna biru, tak peduli hujan gerimis mengguyur tubuhnya yang kecil dan  berselimut plastik tipis. Dingin pasti, tetapi dia akan kembali lagi esok hari untuk melaut, menantang angin dan riak gelombang di laut untuk bekerja, mencari ikan. Dia memilih untuk tidak menyerah dan terus berusaha, ya setiap hari!




Demikian juga Pak Tinus yang dengan tekun merapikan jaring sederhananya di perahun tak beratap dan kecil sungguh. Tangannya kuat terlatih  menggulung dan mengulur tali dan jaring yang sangat sederhana itu. Tak peduli hujan membasahi badannya, kepalanya cukup bertopi plastik kresek yang dia dapat dari laut, dia terus saja telaten bekerja. Seberapapun ikan yang ditangkapnya hari itu, esoknya dia juga akan kembali ke laut untuk menggembleng diri demi menjalani kehidupan yang dititahkanNya. Meskipun sendirian, mereka akan tetap kembali untuk bercengkrama dengan angin, matahari, hujan, ombak, burung dan ikan di lautan.  Harapan itulah temannya!





Seperti juga para pekerja pelabuhan dan penjaja makanan di Sunda Kelapa, Jakarta. Seberapa berat beban yang harus mereka pikul hari itu, mereka akan selalu bekerja kembali. Meskipun terik matahari menyengat tubuh, toh tak menghalangi perjuangan mereka. Matahari adalah kawan, angin adalah teman.. Hidup memang harus diperjuangkan dan menyerah bukanlah pilihan. Itu adalah pelajaran berikutnya yang harus kucamkan.

Hidup secara realistis dan 'menginjak tanah' adalah pelajaran berikutnya yang harus harus kuterima. Bagi para pekerja seperti mereka, fisik adalah kebutuhan. Jadi, doa pertama yang terucap adalah mohon kesehatan dan keselamatan dari yang Kuasa, agar esok hari dapat kembali melakoni perannya masing-masing.

Bagiku, mereka-mereka adalah Sisipus yang nyata, bukan hanya hidup dalam mitologi Yunani atau dalam bukunya   Camus dalam "Myth de Sisyphus" (Edisi terjemahan dalam Bahasa Inggris dapat dibaca lebih lanjut di  atau https://postarchive.files.wordpress.com/2015/03/myth-of-sisyphus-and-other-essays-the-albert-camus.pdf sementara versi Bahasa Prancis bisa dibaca http://www.fadedpage.com/showbook.php?pid=20160912  atau sebagai pengenalan silakan buka di  https://en.wikipedia.org/wiki/The_Myth_of_Sisyphus ).

Dari para pekerja keras seperti mereka inilah kita diajari bagaimana menjadi manusia. Seberapapun beban hidup yang harus mereka jalani, mereka selalu berusaha dapat melakoninya dengan bahagia, karena itulah ketentraman. Kita memang harus membayangkan mereka bahagia, seperti halnya Sisipus.

Belajar hidup bersahaja memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin. Barangkali kita akan sendirian, biarlah. Ketika banyak orang  memilih untuk bergonta-ganti tas dengan berbagai macam warna dan merk yang sesuai dengan baju-baju mereka yang trendi, sementara kita memilih menggunakan tas  dan baju yang 'itu-itu' saja tanpa peduli warna sepatu dan baju apalagi mengikuti tren! Ya, sederhana itu menjadi diri sendiri dan menikmati apa yang kita miliki.

Mungkin itu yang disebut bijaksana. Toh apapun peran kita, seberapapun tingginya jabatan  dan pendidikan yang kita miliki serta seberapapun banyak harta yang kita miliki, itu semua adalah ujian. Lolos atau tidaknya kita melewatinya, akan tergantung pada bagaimana kita melihat kehidupan ini. Mencintai kehidupan dengan sederhanapun akan sangat indah kalau kita menikmatinya. Memilih untuk tidak menuruti nafsu dan menjinakkan keinginan akan membantu menentramkan jiwa. Semoga kita dimampukan!

0 comments:

Post a Comment